PEKANBARU || jerathukum.com
Rasa sedih yang tak terkira dari Orangtua ketika melihat buah hati nya terbaring lemas dirumah sakit. Hal ini diduga Afif menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan dalam sebuah pertandingan turnamen futsal antar pelajar di Pekanbaru.
Afif salah seorang pemain dari tim SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci itu terpaksa di larikan ke Rumah Sakit di Pekanbaru melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan akibat pengeroyokan dan pemukulan tersebut
Pengeroyokan itu terjadi pada hari Sabtu tanggal 25 Febuari 2023 sekitar pukul 18.00 WIB di Lapangan futsal Jidane Sport Pekanbaru saat tim SMAN 1 Pangkalan Kerinci melawan tim SMK Hasanah Pekanbaru.
Kasus pemukulan dan pengeroyokan siswa SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci tersebut sudah ditangani oleh pihak Polresta Pekanbaru.
Hal ini disampaikan Orangtua Afif, Desmiyanti bahwa anaknya pada hari itu mengikuti pertadingan futsal dengan membawa nama Sekolahnya
“Pada babak Kedua tim anak saya mendapatkan serangan dari pihak lawan dan seketika itu, anak saya dikeroyok dan dianiaya lebih dari 10 orang pelajar. Lalu, anak saya dilarikan kerumah sakit dan mengalami gegar otak dan kini dirawat di Rumah Sakit,” ucap Desmiyanti dengan nada sedih
Desmiyanti, mendapat informasi bahwa anaknya di keroyok oleh pelajaran SMK Hasanah dari taman teman Afif. ” Ini yang membuat hati saya miris ketika teman Afif memberitahu kejadian ini kepada saya, dan membuat hati saya sangat sakit karena pihak panitia tidak ada yang melerai pada saat kejadian, padahal itu turnamen futsal resmi”, sambung Orang tua Afif ini.
“Kami sudah laporkan ke Polresta Pekanbaru, karena ini sungguh tindakan penganiayaan dan pengeroyokan yang sangat keji. Sampai anak kami mengalami geger otak dan masih dirawat dirumah sakit sampai saat ini,” lanjutnya.
Ditambahkan Desmiyanti, agar para pelaku pengeroyokan dan penganiayaan ini dapat ditangkap dan diberi sanksi oleh pihak sekolah agar tidak ada lagi kekerasan dan penganiayaan ini
Hal senada disampaikan, Yuni Elfa kakak Afif, ia menambahkan sangat menyesalkan pihak panitia yang tidak langsung menghubungi dan tidak ada etikad baik terkait peristiwa yang menimpa adiknya tersebut.
“Saat kejadian, pihak panitia tidak ada menghubungi kami ( keluarga red), malah kami yang menghubungi pihak panitia setelah mengetahui Afif menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan saat turnamen futsal tersebut, dan anehnya pihak panitia malah meminta agar kami mendatangi dan berdamai dengan pihak sekolah yang melakukan penganiayaan dan pengeroyokan, dimana tanggungjawab panitia, ini sangat kami sesalkan,” sambung Yuni dengan nada kesal.
Disi lain, anggota Dewan Pendidikan Provinsi Riau H Herman Maskar S.Pd, M.Si sangat menyesalkan kejadian tersebut. Dan pihaknya akan berkoordinasi dengan ketua dewan pendidikan riau dan pihak SMA Negeri 1 Pangkalan kerinci serta akan menjumpai panitia turnamen futsal tersebut. ” Saya sudah berkoordinasi dengan ketua dewan pendidikan riau dan panitainya akan kita datangi untuk dimintai keterangan dan pertanggungjawabannya”, ujar Herman.
Ketika ditanyakan kepada pihak pemilik lapangan futsal Jidan sport tersebut, memang diakuinya telah terjadi perkelahian. Dan itu bukan pengeroyokan, ” sebab bukan satu lawan sepuluh orang, saya lihat mereka sama sama berkelahi”, aku pemilik lapangan futsal tersebut.
Ketika ditanyakan apakah di sana ada pengamanan ketika pertandingan berlangsung, dia menjawab ” kita hanya sebatas menyewakan lapangan saja pak semua tanggung jawab panitia”, pungkasnya.
( Abbdul Hakim)