KEBUMEN || jerathukum.com
Batik tulis Kebumen yang sudah berusia puluhan tahun dan mempunyai nilai seni yang tinggi terkesan mati suri akibat kurangnya perhatian dari pemerintah daerah yang minim, dan tidak adanya kebijakan dari pemerintah daerah yang mendukung terhadap keberlangsungan dan lestarinya produk daerah untuk mendukung berkembangnya batik tulis di Kebumen.
Hal ini terungkap ketika awak media berkunjung ke desa Jemur kecamatan Pejagoan kabupaten Kebumen, yang mana desa jemur merupakan centra batik tulis Kebumen, selain desa Gemek Sekti yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas.
Setelah awak media mengupas lebih jauh tentang batik tulis Kebumen ternyata, asal pengrajin batik yang ada di desa Gemek Sekti sebagian besar berasal dari desa Jemur kecamatan Pejagoan. Hal ini membuat awak media terpancing untuk mengetahui lebih jauh tentang adanya batik tulis Kebumen yang sampai saat ini kurang diminati oleh masyarakat Kebumen sendiri, sehingga mengakibatkan batik tulis Kebumen dalam kondisi mati suri.
Kepala desa Jemur Tunjangsari, ketika menerima kehadiran awak media juga menjelaskan bahwa pembatik yang ada di desanya juga merasa bahwa penghasilan yang didapat dari hasil membatik saat ini sangat minim, sehingga tidak dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, sehingga mengakibatkan kurangnya minat masyarakat desa untuk membatik dan lebih memilih pekerjaan lain.
Marwati, pengrajin batik tulis Sekar jagad juga menyampaikan minimnya penghasilan dari hasil membatik. Diceritakan untuk menyelesaikan satu kain batik tulis Sekar jagat dikerjakan dalam waktu 10 hari dengan upah Rp. 300.000. sementara proses pembuatan batik tulis Sekar jagat yang mempunyai nilai seni yang tinggi dibutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi yang kemudian diamini oleh nasikun Anhar selaku pengrajin batik cap di dukuh Lengkong desa Jemur kecamatan Pejagoan.
Tunjangsari selaku kepala desa jemur berharap agar pemerintah daerah bisa memberikan perhatian khusus kepada batik Kebumen agar batik Kebumen yang hampir punah ini bisa dilestarikan dan dapat bersaing dipasaran sehingga keberlangsungan usaha batik di Kebumen tetap terjaga, pungkasnya.
(Purwo Santoso)