Masyarakat Kepri Laporkan Paschalis ke Polda Riau dan Komnas HAM

KEPRI || jerathukum.com

Panglima Besar Gagak Hitam Arba Udin mengultimatum Chrisanctus Paschalis Sartutnus.
“Kami mengultimatum agar Chrisanctus Paschalis Sartutnus menghentikan semua kegiatan yang dapat merusak tatanan adat istiadat dari Melayu.

Kami juga melaporkan kepada Kapolda Kepri dan Komnas HAM,” kata Panglima Gagak Hitam Arba Udin kepada wartawan, di Batam, Senin (20/1/23).
Terkait hal itu, Pasukan Adat dan Marwah Gagak Hitam dari Lembaga Adat Melayu (LAM) sebagai putra Melayu Provinsi Kepulauan Riau, mendukung penuh proses hukum untuk dilakukan kepada Chrisanctus Paschalis Sartutnus. Paschalis telah melakukan penggiringan opini negatif yang berdampak SARA.
Karena itu, Pasukan Adat dan Marwah Gagak Hitam dari Lembaga Adat Melayu (LAM) sebagai putra Melayu Provinsi Kepulauan Riau telah melaporkan Chrisanctus Paschalis Sartutnus ke Kapolda Kepulauan Riau dan Ketua Komnas HAM.

Surat itu ditandatangani oleh Panglima
Sambang Markas Besar Rizal Zulanda, Panglima Besar Gagak Hitam Arba Udin dan Setia Utama Gagak Hitam Irwansya.
Dalam surat itu, ada tiga hal utama yang disampaikan. Pertama, Chrisanctus Paschalis Sartutnus telah menggunakan 17 shelter di wilayah Kota Batam yang kegiatannya akan memicu konflik SARA.
Kedua, Chrisanctus Paschalis Sartutnus membuat suasana di Provinsi Kepri khususnya di Kota Batam seolah-olah dirinya dikriminalisasi sebagai seorang pemimpin salah satu agama namun kenyataannya tidak demikian karena Chrisanctus Paschalis Sartutnus dilaporkan karena diduga telah menyebarkan berita bohong dan fitnah sehingga diharapkan tidak menghiring SARA lebih jauh.
Ketiga, kami segenap pemuda tetap cinta dan akan menjaga wilaya tetap kondusif sehingga dalam mencegah hal-hal yang tidak diinginkan agar Chrisanctus Paschalis Sartutnus menghentikan semua kegiatan yang dapat merusak tatanan adat istiadat dari Melayu.
Sementaraitu, Sekretaris Jenderal Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perlindungan Migran Indonesia Maju Eeng BS mengatakan Paschal jangan ikut-ikutan mengurus pekerja migran. Jangan memperkeruh dan sok ikut campur urusan pekerja migran Indonesia. Soal buruh migran Indonesia sudah ada yang mengurusnya,” kata

Persoalan Pekerja Migran Indonesia sudah diurus oleh mereka yang profesional dan kapabel dibidangnya.
“Kami mengingatkan agar jangan bermain api, nanti terbakar. Kalau tidak mengerti persoalan pekerja migran Indonesia, jangan coba-coba nimbrung di dunia pekerja migran Indonesia,” kata Eeng.***(rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *