Teks foto : sesi foto bersama, para peserta penerima doorprize dengan para narasumber
DEPOK ~ Awal Bulan Juni 2024 ini, BKKBN bersama mitra kerja dari Komisi IX DPR RI terus menggulirkan Sosialiasi dan KIE Program Bangga Kencana, dalam rangka percepatan penurunan stunting diwilayah Kota Depok Jawa Barat.
Kali ini, bertempat di Gedung MUI Kota Depok, BKKBN bersama mitra kerja dari Komisi IX DPR RI menggelar sosialisasi percepatan penurunan stunting, Sabtu siang (1/6/2024).
Selain dihadiri oleh ratusan peserta sosialisasi, kegiatan itu juga menghadirkan para narasumber, diantaranya adalah aggota Komisi IX DPR RI Dra Wenny Haryanto SH, Analis Kebijakan Ahli Muda BKKBN RI Ulil Absor SIP, Ketua Tim Kinerja Pelatihan Peningkatan Kompetensi Perwakilan BKKBN Jawa Barat Elma Triyuliati Djajuri S Psi MM Psikolog, Analis Kebijakan Ahli Muda Dp3ap2kb Kota Depok Intan Yustisiawati SKM.
Diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, dilanjutkan ucapan selamat datang oleh tuan rumah setempat.
Sambutan pertama disampaikan Bapak Ulil Abshor, dalam penjelasannya, stunting adalah Kondisi kekurangan gizi kronis dalm waktu yg lama dan mengalami infeksi yang berulang. Anak stunting bisa didefinisikan sebagai anak yg tumbang yaitu anak yg gagal tumbuh dan berkembang.
Penyebab utama stunting adalah malnutrisi pd ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi pada masa pertumbuhan anak. Dampak stunting jangka panjang adalah rentan terhadap penyakit tdk menular pd saat dewasa antara lin diabetes, jantung koroner, obesitas dan osteoporosis.
Ciri fisik stunting yg gampang terlihat adalah fisiknya pendek, tp blm tentu yg pendek itu stunting. Pencegahan stunting dengan menghindari 4 terlalu, yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu dekat jarak antar kelahiran, terlalu banyak atau terlalu sering melahirkan.
“ASI eksklusif sangat penting dalam pencegahan stunting, karena ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan baduta. Ada cara pencegahan stunting adalah A artinya Anemia hrs dihindari, B artinya bumil diperiksakan ke faskes, C artinya cukupi kebutuhan hewani, D yaitu datangi posyandu bagi ibu hamil dan balita, E yaitu Eksklusif pemberian ASI, F yaitu Faktor Lingkungan, yaitu ciptakan lingkungan yg bersih dan sehat.
Kemudian, pada tanggal 1 Juni digalakkan kembali oleh pemerintah untuk menghidupkan kembali Posyandu. Ibu hamil dan balita agar rajin ke Posyandu untuk pemantauan kesehatan dan status gizinya,” jelasnya.
Selanjutnya, arahan disampaikan oleh Ibu Elma Triyuliati Djajuri, menurutnya stunting adalah suatu gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di bawah standar yaitu tinggi kurang dari 48 cm, itu lah ciri-ciri bayi baru lahir yang berisiko stunting.
Stunting masih bisa diperbaiki sampai anak berusia 2 tahun.
Cara memperbaiki stunting yaitu dengan datang ke Posyandu secara rutin sebulan sekali sampai anak berusia 2 tahun atau biasa disebut dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mulai saat konspesi sampai anak usia 2 tahun. Perkembangan otak anak 80% terjadi saat 1000HPK.
“Untuk ibu-ibu yang hamil, 1000HPK tidak bisa diulang perhatikan asupan gizi harus seimbang. Jadi 1000 HPK sangat penting untuk masa depan anak. (Renungan) Untukmu buah hatiku, anakku di manapun berada saat ini, ibu dan bapak ingin sampaikan,
Senyumanmu, tawamu, candamu adalah penghiburku. Selalu memberikan semangat dalam menghadapi tantang dan cobaan. Kuberikan yang terbaik untukmu. Sayang, dirimu adalah amanah Ilahi.
Otak anak perlu distimulasi dengan datang ke Posyandu secara rutin dan silakan ibu-ibu bisa bergabung di BKB (Bina Keluarga Balita),” urainya.
Kemudian, pemateri dari Ibu Dra Wenny Haryanto SH Anggota Komisi IX DPR RI menerangkan, stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak karena kekurangan gizi kronis pada 1000 HPK, sejak bayi di dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun.
Dimana anak pada saat itu lebih pendek dari anak-anak seusianya.
Apa ciri-ciri stunting?
1. Pertumbuhan gigi terlambat
2. Penurunan fokus dan memori belajar
3. Pertumbuhan tubuh melambat
4. Wajah terlihat lebih muda dari anak sebayanya
5. Pubertas terlambat
6. Pada usia 8-10 tahun anak menjadi pendiam, menghindari kontak mata dengan orang di sekitarnya
7. Rawan terserang penyakit, karena kurang gizi, sistem kekebalan tubuh berkurang
Cara mencegah stunting adalah
1. Konsumsi tablet penambah darah
2. Penuhi nutrisi ketika hamil
3. Lakukan imunisasi dasar lengkap
4. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
5. Biasakan perilaku hidup bersih
6. Terus pantau pertumbuhan anak, dengan cara membawa anak ke Posyandu/Puskesmas (diukur berat badannya, diukur tinggi badannya, diukur lingkar kepalanya),” terangnya. (Har)