KABUPATEN BEKASI || jerathukum.com
Bertepatan dengan Hari Pelajar se-Dunia yang jatuh setiap tanggal 15 Oktober, awak media berkesempatan mewawancarai figur mantan tenaga pendidik yang telah lama mengabdi di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bekasi.
Ia adalah Asep Saepulloh, saat dijumpai awak media dalam memperingati Hari Pelajar se-Dunia mengatakan, di era sekarang anak-anak pelajar itu lebih terfasilitasi oleh keadaan yang jauh lebih memadai dibanding pelajar-pelajar dulu.
“Maka harapannya adalah anak-anak pelajar ya mestinya bisa memanfaatkan daya dukung yang ada, untuk meningkatkan kompetensi dirinya menjadi jauh lebih baik,” imbuhnya, Minggu (15/10/2023) dikediamannya yang berada di Desa Jatireja, Kecamatan Cikarang Timur.
Dengan kompetensi, jelas Asep, mereka (pelajar) akan punya daya kompetitif yang lebih baik. Ya kita harapkan mereka (pelajar) akan bisa lebih baik, khususnya yang untuk dipahami Bekasi itu sudah berkembang menjadi kabupaten yang sudah sedemikian rupa daya dukungnya.
“Kami sebagai tenaga pendidik atau dari komunitas guru dan tenaga kependidikan tentu tidak berharap mereka bergantung kepada guru dan tenaga kependidikan yang ada,” ujarnya.
Karena, kata Asep, ketika mereka (pelajar) menggantungkan diri dari guru yang ada, mereka akan ketinggalan dibanding dengan pelajar-pelajar dari belahan dunia lainnya.
“Nggak mungkin juga untuk menguasai teknologi bergantung hanya kepada guru, oleh karena itu di era digitalisasi manfaatkan fasilitas daya dukung untuk meningkatkan kompetensi,” sambung dia.
Asep berharap kepada para tenaga pendidik (guru), mari kita pastikan menjadi pendamping mereka (pelajar). Karena tidak mungkin urusan masa depan hanya digantungkan kepada kemajuan sains dan teknologi.
Menurutnya, dari sisi lain pembentukan akhlak mesti dibentuknya oleh manusia, karena itu peran pembentukan akhlak tetap kita berharap banyak pada guru dan tenaga kependidikan.
Lebih lanjut kata dia, di era revolusi industri 4.0 ini enggak mungkin hanya mengandalkan sains dan teknologi atau sistem digitalisasi yang berkembang.
“Jadi membentuk akhlak orang, ya harus dibentuk oleh manusia, sehingga guru punya peluang memanusiakan manusia dalam hal ini belajar saling melengkapi,” tutup Asep.
( Mardani Lubis /Rina S )