BEKASI || jerathukum.com
Untuk kesekian kalinya, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra Hj Wenny Haryantoz SH bersama Kementerian Kesehatan RI mengadakan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dalam rangka menurunkan angka stunting. Kali ini sosialisasi dilaksanakan di GOR Wijaya Kusuma Barminton, Kelurahan Durenjaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, pada Kamis (10/8).
Nampak hadir beberapa narasumber, diantaranya R Giri Wurjandaru selaku Adminkes Ahli Madya Dit Usia Produktif dan Lansia Kemenkes RI, Dewi Ratnasari dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan Dwi Wahyuningsih dari Dinaw Kesehatan Kota Bekasi. Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari para peserta yang jumlahnya mencapai 500 orang dari berbagai kalangan masyarakat.Saat menyampaikan pemaparannya, Dra Hj Wenny Haryanto, SH menjelaskan tentang Bonus Demografi yang merupakan momentum untuk mengurangi angka pengangguran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. “Namun tantangannya adalah sampai saat ini Indonesia masih memiliki beragam permasalahan dari beberapa aspek dalam mencapai Bonus Demografi tersebut,” ujar Wenny yang berasal dari Dapil VI Jawa Barat mrliputi wilayah Kota Depok dan Kota Bekasi.
Menurut Wenny, seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan masa awal kehidupan saat terbentuk janin di dalam kandungan. “Masa 1000 HPK ini sangat penting karena pada masa itu kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak sangat pesat dan riskan sehingga berdampak terhadap kualitas kesehatan generasi penerus bangsa,” tegasnya.Masa 1000 HPK, lanjut Wenny, seyogyanya jadi perhatian calon pengantin sebelum menuju jenjang pernikahan. “Calon pengantin harus memperhatikan kondisi kesehatannya masing-masing dan bisa menerapkan pola hidup sehat,” katanya.
“Timbulnya masalah gizi pada anak usia di bawah dua tahun erat kaitannya dengan persiapan kesehatan dan gizi seorang perempuan untuk menjadi calon ibu. “Mereka adalah calon-calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga jika ada masalah gizi maka memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah atau BBLR,” imbuh Wenny.Wenny juga mengingatkan, untuk mewujudkan keluarga yang sehat, tidak cukup hanya mematuhi aturan-aturan untuk mencaoai keluarga sehat, tapi juga harus menerapkan pola hidup sehat setiap saat. “Keluarga berperan penting dalam mencetak generasi maaa depan yang berkualitas,” ungkapnya.
Sebelum mengakhiri pemaparannya, Wenny kemudian mengajak setiap lapisan masyarakat untuk selalu menerapkan upaya dalam rangka menurunkan angka stunting. “Kegiatan seperti yang kita selenggarakan ini juga merupakan upaya yang penting untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat yang diharapkan menghasilkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat melalui Germas, sehingga kita semua menjadi agen-agen perubahan dalam rangka mengentaskan stunting untuk masa depan Indonesia yang lebih sehat dan produktif,” pungkasnya.
(Sandhi/Marto)