KAB BANDUNG || jerathukum.com
Bila melihat kilas balik masa lalu dari bapak Bupati kabupaten Bandung, Dr. HM. Dadang Supriatna, kita tentu tidak akan menyangka perolehan kemujuran, keberuntungan hidup, nasib baik, dan takdir terbaik yang ia peroleh seperti saat ini.
Masa kecilnya sudah terbiasa dengan mau bergelut membantu usaha ayahnya, pemilik usaha bata merah, itu telah menunjukan karakter dari ia adalah seorang pekerja keras, dan pejuang kehidupan sedari kecilnya.
Bisa di bayangkan daerah Tegal luar, Sapan, tahun 1980 sampai tahun 1987 bagaimana keberadaan wilayah tersebut saat itu !
Jalan kampung zaman itu bisa dibayangkan, pastinya tak semulus jalan Tegal luar seperti sekarang, penerangan zaman itu, pastinya tak seterang sekarang. Apalagi kepadatan penduduknya saat itu, sepertinya masih sepi, Tegal luar beberapa dekade kebelakang, pastinya tak seramai seperti Tegal luar seperti di saat ini.
Desa Tegal luar, Sapan puluhan tahun kebelakang, saat Dadang Supriatna masih cilik, bisa di pastikan, adalah perkampungan sepi, terujung, yang jauh dari memiliki daya tarik.
Dan masyarakat yang hidup disana, pastinya memiliki semangatnya sendiri, untuk mengolah sumber daya alamnya, sebagai modal mempertahankan hidup.
Karakter dari daya juang masyarakat Tegal luar yang kuat, hingga menjadi budaya masyarakat pekerja keras, mampu menyulutkan semangat kemandirian pada generasi penerus nya.
Hal itulah yang jadi bekal orang tua masa itu, khususnya orang tua Dadang Supriatna, pemilik usaha Batu bata, untuk mewariskan semangat dan modal tekad kuat pada anak-anaknya, sehingga memiliki semangat kemandirian sedari kecil, yang membuka harapan, dan peluang mengembangkan cita-cita buat masa depan anak-anaknya.
Terbukti, usaha batu bata ayahnya, mengantarkan Dadang Supriatna remaja, memanfaatkan peluang menjual produk ayahnya, sehingga akhirnya, ia jadi penyuplai kebutuhan bangunan, dan terus berproses membesar, dari sekedar tadinya hanya pemasok bata, menjadi seorang kontraktor di tahun 1993.
Karier pengabdian bermasyarakatpun ia tekuni, dari awalnya menjadi ketua RT, dan terus melaju hingga bisa jadi kepala desa dua periode, tahun 1998-2006 dan 2006-2012 di usianya yang kala itu masih belia, 26 tahun saat itu.
Masa kepemimpinan sebagai kepala desa, membuka peluang untuk masuk ke gelanggang perpolitikan, berkat dukungan masyarakat yang menghendakinya maju sebagai anggota DPRD.
Maka sebagai kendaraan politiknya, ia pun masuk menjadi anggota partai Golkar.
Hingga Dadang Supriatna akhirnya, bisa terpilih dua periode menjadi anggota DPRD kabupaten Bandung, dan sinar keberuntungan itu, terus menaunginya, Dewi Fortuna pun, mengantarkan ia bisa naik kelas, menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dua periode.
Riak dan gelombang hidup, akan menjadikan manusia menjadi berpengalaman menjalani kehidupannya.
Nama Dadang Supriatna terus membesar di partai Golkar, ia menjadi satu satunya kandidat kuat, untuk menjadi penerus Bupati Kabupaten Bandung, yang saat itu kepemimpinan Bupati Bandung, di pegang oleh Dadang Naser.
Dadang Supriatna di elu-elukan oleh Dadang Naser menjadi kandidat kuat pengganti dirinya, namun situasi politik saat itu, tahun 2020, fenomenanya sangat kental ke budaya mewariskan jabatan Bupati itu ke anak, atau ke istri sendiri.
Fenomena pewarisan jabatan ke anak, atau istri, sangat kuat mewabah hampir di banyak daerah, di Jawa Barat, dan Dadang Naser ini sepertinya terinspirasi dari seniornya bupati Purwakarta, dari Dedi Mulyadi ke istrinya Anne Ratna Mustika, tahun 2018 Lalu.
Ditambah ada refrensi lain di kabupaten Kuningan dari Aang Hamid Suganda, yang menjabat dua periode di lanjutkan ke istrinya Utje CH. Suganda, tahun 2016…yaa, sepertinya kisah tersebut yang merasuki pikiran Dadang Naser saat itu, yang semula bersumpah tidak akan memajukan istrinya jadi Bupati, hingga ia harus menjilat ludahnya sendiri, tergiur mewariskan jabatannya, hanya untuk istrinya, tidak ke yang lain.
Hingga akhirnya, dari partai Golkar di tetapkanlah istri Dadang Naser, Kurnia Agustina Dadang Naser, untuk jadi kandidat utama calon Bupati Kabupaten Bandung wewakili partai Golkar saat itu, dan ini, sekaligus meruntuhkan harapan Dadang Supriatna yang semula yakin, Dadang Naser akan komitmen dengan ucapannya tempo hari, yang menyatakan tidak akan mendukung pencalonan istrinya, walau banyak komponen masyarakat yang mengharapkan itu.
KEBERUNTUNGAN MAKIBAN
Tak terpilih oleh partai Golkar, sebagai kandidat calon Bupati, mengharuskan Dadang Supriatna, berpikir ulang mentafakuri keberadaan dirinya di Partai Golkar.
Untuk menenangkan dirinya, ia pun menghadiri Manakiban, istiqosah, Sholawatan, di pesantren Al Misbah, Tegal luar, milik keluarga KH. Agus.
Di mana saat itu pengisi rutin Manakibannya, dipimpinan ketua PD DMI sekarang, Gus Ali Fadhil, yang juga saat itu ia adalah ketua Lakpesdam PCNU kabupaten Bandung.
Allah mungkin mengharuskan Gus Ali berlalakon terus untuk Kabupaten Bandung.
Dua periode lalu di masa Dadang Naser jadi Bupati, kiprah Gus Ali lah, yang memuluskan Dadang Naser hingga terbantu menjadi Bupati, dan dengan pergerakannya Gus Ali saat itu, ia mampu menekan suara KH. Sofyan Yahya, hingga Dadang Naser melengang dengan damai menjadi Bupati.
Kemudian saat Takdir berpihak kembali lewat Gus Ali Fadhil, peristiwa itu terjadi dan dimulai dari Pesantren Al Misbah Tegal Luar, saat Manakiban, dan Sholawat gencar di laksanakan di sana, lagi-lagi, kembali, lewat tangan dingin Gus Ali Fadhil ini lah, Tuhan mempertemukan Gus Ali dengan Dadang Supriatna, hingga semangat Dadang Supriatna ini, di kembalikan lagi, dan siap menjadi petarung di gelanggang perpolitikan.
Kedekatan Gus Ali Fadhil, dengan banyak pihak di kalangan elit keluarga NU dan PKB, berhasil meyakinkan Gus Yasin, wakil Gubernur Jawa tengah, putra Khyai Mbah Maimun Zubair, yang di minta menghubungi Gus Yaqut Cholil Qoumas, agar menginfokan ke Muhaimin Iskandar ketua PKB, agar mau menerima Dadang Supriatna, dan menjadikannya calon Bupati kabupaten Bandung.
Setelah itu, dari sana, Gus Ali menyiapkan mental Dadang Supriatna, dengan mengajak sowan politik pertama kalinya untuk menghadap ke Habib Luthfi Pekalongan, dalam misi ngalap berkah, minta doa untuk di lancarkan permaksudannya, dan selanjutnya di ajak sowan juga ke Abah Nuh di Garut, untuk hal yang sama…Abah Nuh atau KH Muhammad Nuh addawami adalah Rois Syuriah PWNU Jabar periode 2016_ 2021.
Di intern PKB untuk kabupaten Bandung sendiri saat itu, Kang Haji Cucun Ahmad Syamsurijal telah memiliki kandidat kuatnya sendiri, namun setelah di telpon Langsung oleh Muhaimin Iskandar ketua PKB, untuk menunjuk Dadang Supriatna maju mewakili PKB sebagai kandidat calon Bupati, akhirnya ia pun mengaminkan permintaan Gus Muhaimin Iskandar itu.
Hingga pada akhirnya, setelah mantap, maka di deklarasikan pencalonan Dadang Supriatna di Pesantren Al Falah Bojong soang, tanggal 19 Januari 2020, dengan di dahului, di daulat sebagai pengurus MWCNU Bojong soang, sebagai Wakil Ketua MWCNU, terlebih dahulu.
Gayung bersambut, dari sanalah PCNU kabupaten Bandung akhirnya bergeliat, mensupport Dadang Supriatna untuk bisa diperjuangkan menjadi Bupati, melalui kekuatan, dan kebangkitan Nahdliyin, yang bersamaan dengan di usungnya Dadang Supriatna oleh PKB.
Pada akhirnya, setelah itu, banyak peran serta para Khyai NU, membantu Dadang Supriatna, karena ia adalah kader terbaik NU, dan kaum Nahdliyin kabupaten Bandung memiliki harapan besar, bahwa kedepannya, kabupaten Bandung harus punya pemimpin daerah dari kader NU terbaiknya.
Itulah keberuntungan dekat dengan para ulama-ulama Soleh pilihan, ada saja hal yang terbuka, dari awalnya mengalami cobaan dengan diberi rasa sakit, dengan kekecewaan…ada buah, karena mau memupuk ketawadhuan.
TAK ADA USAHA KERAS YANG MENGHASILKAN
Akhirnya, kang Dadang Supriatna mampu mengalang suara para kaum Nahdliyin di Kabupaten Bandung, hingga berhasil menjadi Bupati untuk kabupaten Bandung seperti sekarang.
Semangatnya yang tak kenal lelah, telah ia tunjukan dengan bekerja keras membangun Kabupaten Bandung dengan slogannya yang terkenal menarasikan “BEDAS,” Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis, Sejahtera.
Kaum Nahdliyin Kabupaten Bandung, terus bebenah diri, semua MWCNU di kabupaten Bandung di kondisikan untuk memiliki kantor sekretariat, dan di support dana untuk pembangunannya oleh Bupati Pilihan NU itu, dana pembangunannya telah di siapkan, tinggal semangat dari tiap MWCNU saja yang harus di perlihatkan, sebab semangat itu, baru sebagian terlihat, padahal waktu tinggal 2 tahun kedepan sisa jabatan Bupati itu.
“Kita mesti berani, harus terus maju, tak ada yang sia-sia jika kita mau melakukan action! …yang penting mau, dan berani dulu !” Kata Dadang Supriatna di acara bincang-bincang seusai acara Haul ayahandanya.
“Mental kita harus teruji, siap jadi petarung, kalo tidak siap jadi petarung, yaa jangan harap bakal jadi pemenang ! Jadi orang biasa pastinya lebih aman dan tak ada rintangan,” Ujarnya.
Seperti itulah semangat Dadang Supriatna dalam membangun kepercayaan dirinya, dan ia terus berproses menempa dirinya.
Jika kita melihat saat debat politik yang di adakan Komisi pemilihan umum kabupaten Bandung, kita bisa melihat Kurnia Agustina Dadang Naser, sangat mendominasi dalam bernarasi, mengungguli argumentasi bernarasinya Dadang Supriatna.
Tapi bukan itu intinya !
Ada Nasib baik, dan Takdir Baik!
Lagi-lagi, sepertinya takdir baik itu sudah melekat pada Dadang Supriatna ini.
Yaa, itu bisa jadi, karena ia banyak di cintai para ulama, dan ia pun sangat mencintai ulama.
Hingga akhirnya banyak doa dari para Khyai di kabupaten Bandung ini memberkahi kehidupannya.
Hingga kini ia menjelma menjadi pemimpin untuk daerah di Kabupaten Bandung kita tercinta… Tentunya dengan kapasitas diri yang terus ia tingkatkan, baik kemampuan persuasifnya, maupun ke ilmuannya, hingga hasilnya, kita bisa melihat Dadang Supriatna bak macan panggung bila sudah di atas podium.
alhamdulillah 🤲
Semoga selalu menjadi keberkahan untuk umat, Bapak Bupatiku tercinta.
Selamat atas diraihnya gelar Doktor di bidang ekonomi, usai sidang terbuka promosi Doktor Ilmu Ekonomi, dengan Konsentrasi Ilmu Sumber Daya Manusia, di Kampus A Universitas Trisakti Gedung S Lantai 8, Ruang Auditorium kemarin.
Doa terbaik dari kami semuanya buat Bapak Bupati, khususnya dari kami para pengurus di PCNU, Lembaga, dan Banom, serta seluruh masyarakat Kabupaten Bandung.
Insyaallah Kabupaten Bandung akan lebih maju, lebih BEDAS, dan lebih bermental sebagai petarung kedepannya, aamiin.
Salam hormat dari kami semuanya 🙏
Ketua LTN NU kab Bandung
Bambang Melga Suprayogi M.Sn.
( Dayat )